Sabtu, 23 Februari 2019

Menjadi Manfaat Bagi Diri Sendiri, Orang lain, Keluarga, dan Indonesia


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Begitulah hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan kita agar selalu berbuat baik kepada manusia dan makhluk ciptaan Allah lainnya. Hal tersebut menjadi indikator eksistensi manusia apakah ia menjadi sumber kebermanfaatan bagi manusia lain, atau malah menjadi parasit bagi yang lainnya. Pada hakikatnya, perbuatan kita kepada orang lain akan berbalik lagi kepada kita sendiri karena kita diciptakan sebagai makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Konsekuensinya adalah kita tentu membutuhkan keberadaan manusia lainnya. Jika kita berbuat baik kepada manusia lainnya, kita sesungguhnya telah berbuat baik kepada diri sendiri. Perbuatan baik yang kita lakukan tentu saja tidak serta merta kita langsung mengerti dan langsung mempraktekannya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Ada proses pembelajaran dan pemahaman yang harus dilalui agar kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi manusia lain.
Keluarga adalah madrasah pertama bagi manusia setelah dilahirkan sekaligus menjadi cakupan terkecil dari sistem sosial. Keluarga adalah awal dari proses pembentukan kepribadian. Saya sendiri dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cukup religius dan menanamkan nilai-nilai keislaman. Nilai tersebut menjadi pondasi dari nilai-nilai lainnya. Orangtua saya juga tidak lupa untuk mengajarkan nilai-nilai sosial, budaya, toleransi, dan persatuan. Banyak pelajaran dan pemahaman yang saya dapatkan dalam lingkungan keluarga yang membantu saya bergaul dalam lingkungan sehari-hari. Oleh sebab itu, saya ingin menunjukkan nilai-nilai tersebut dan menjadi kebermanfaatan bagi keluarga saya sendiri. Saya bagi keluarga adalah seorang anak yang ingin membantu, membanggakan, dan meringankan beban orangtuanya. Saya sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, berusaha memberikan teladan dan contoh bagi adik saya dengan mengajarkan nilai-nilai yang saya anggap baik. Saya juga tidak mau memberatkan orangtua terutama dalam hal finansial. Sejak SMP, saya berusaha memenuhi kebutuhan yang bersifat keinginan pribadi secara mandiri. Alhamdulillah, semenjak SMP saya sering memenangkan perlombaan keilmuan sehingga saya mendapatkan rezeki lebih. Dari sanalah saya bisa memenuhi keinginan pribadi satu per satu. Dari mengikuti berbagai perlombaan tersebut, saya juga berusaha untuk membanggakan orangtua atas prestasi saya. Berkat bantuan doa orangtua, saya berhasil menjadi finalis olimpiade sains nasional bidang ekonomi tingkat SMA kala itu. Proses pembelajaran dari keluarga memberikan saya bekal terbaik untuk menghadapi lingkungan yang lebih luas.
Saya menyadari bahwa saya telah beranjak dewasa dan lingkungan yang saya masuki semakin bertambah luas. Apalagi di lingkungan Universitas Indonesia yang saya naungi saat ini. Banyak peran dan manfaat yang bisa saya lakukan untuk orang lain. Sebagai seorang mahasiswa, saya ingin bertumbuh dan berkembang di lingkungan kampus dengan tujuan untuk membentuk kepribadian terbaik dan kebermanfaatan bagi Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, saya ingin berkontribusi bagi negara saya sendiri. Kontribusi tidak harus berdampak langsung saat ini. Tetapi, hasilnya nanti dapat dituai kemudian. Kontribusi saya untuk Indonesia telah saya mulai sejak SMP. Dengan mengikuti berbagai perlombaan, saya berharap dapat menumbuhkan semangat persaingan sehat agar saya memiliki nilai-nilai integritas, kejujuran, dan percaya dengan kemampuan sendiri. Sebagai aktualisasi dari tri darma perguruan tinggi, saya juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh kepanitiaan dari paguyuban saya sendiri yang berlokasi tidak jauh dari rumah. Fokus yang ingin dihadapi adalah seputar kesehatan dan pendidikan. Dari kegiatan sosial ini, saya berinteraksi dengan banyak orang dan banyak mendapat pengalaman. Ketika menyampaikan sosialisasi kesehatan kepada anak-anak SD dan membangun MCK untuk kebutuhan warga sekitar dapat membuka mata saya bahwa masih banyak permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh negara ini. Pengalaman tersebut dapat merangsang kepekaan saya terhadap kepedulian sesama.
Untuk saat ini, bentuk kontribusi saya terhadap Indonesia adalah dengan menyibukkan diri mengikuti kegiatan-kegiatan positif dan mempersiapkan diri saya kelak untuk menjadi pemimpin di masa depan. Selain belajar dengan sungguh-sungguh, saya mengikuti berbagai kepanitiaan dan organisasi baik di kampus maupun di luar kampus. Untuk organisasi, saat ini saya diamanahkan sebagai kepala biro pengembangan sumber daya muslim di lembaga dakwah fakultas. Saya juga saat ini mengikuti asrama tahfizh dan berusaha untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan dengan mengikuti berbagai kajian keislaman. Saya bercita-cita untuk melanjutkan studi di luar negeri agar ilmu yang saya dapatkan semakin kaya dan nantinya saya akan kembali lagi untuk mengabdikan diri kepada negara saya sendiri.
Saya berharap, jika seandainya saya diterima menjadi penerima Beasiswa Bazma Pertamina tahun 2019, saya dapat lebih maksimal lagi dalam berkegiatan sehari-hari dan berkontribusi lebih terhadap Indonesia dengan pelatihan pengembangan diri yang diberikan. Saya berharap Beasiswa Bazma Pertamina dapat mempersiapkan saya untuk menjadi pemimpin terbaik di masa depan.

0 comment:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More