Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Begitulah hadits
Rasulullah SAW yang menganjurkan kita agar selalu berbuat baik kepada manusia
dan makhluk ciptaan Allah lainnya. Hal tersebut menjadi indikator eksistensi manusia
apakah ia menjadi sumber kebermanfaatan bagi manusia lain, atau malah menjadi
parasit bagi yang lainnya. Pada hakikatnya, perbuatan kita kepada orang lain
akan berbalik lagi kepada kita sendiri karena kita diciptakan sebagai makhluk
sosial dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Konsekuensinya adalah kita tentu
membutuhkan keberadaan manusia lainnya. Jika kita berbuat baik kepada manusia
lainnya, kita sesungguhnya telah berbuat baik kepada diri sendiri. Perbuatan
baik yang kita lakukan tentu saja tidak serta merta kita langsung mengerti dan
langsung mempraktekannya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Ada proses
pembelajaran dan pemahaman yang harus dilalui agar kita menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi manusia lain.
Keluarga adalah
madrasah pertama bagi manusia setelah dilahirkan sekaligus menjadi cakupan
terkecil dari sistem sosial. Keluarga adalah awal dari proses pembentukan kepribadian.
Saya sendiri dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cukup religius dan menanamkan
nilai-nilai keislaman. Nilai tersebut menjadi pondasi dari nilai-nilai lainnya.
Orangtua saya juga tidak lupa untuk mengajarkan nilai-nilai sosial, budaya,
toleransi, dan persatuan. Banyak pelajaran dan pemahaman yang saya dapatkan
dalam lingkungan keluarga yang membantu saya bergaul dalam lingkungan
sehari-hari. Oleh sebab itu, saya ingin menunjukkan nilai-nilai tersebut dan menjadi
kebermanfaatan bagi keluarga saya sendiri. Saya bagi keluarga adalah seorang
anak yang ingin membantu, membanggakan, dan meringankan beban orangtuanya. Saya
sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, berusaha memberikan teladan dan contoh
bagi adik saya dengan mengajarkan nilai-nilai yang saya anggap baik. Saya juga tidak
mau memberatkan orangtua terutama dalam hal finansial. Sejak SMP, saya berusaha
memenuhi kebutuhan yang bersifat keinginan pribadi secara mandiri. Alhamdulillah,
semenjak SMP saya sering memenangkan perlombaan keilmuan sehingga saya
mendapatkan rezeki lebih. Dari sanalah saya bisa memenuhi keinginan pribadi
satu per satu. Dari mengikuti berbagai perlombaan tersebut, saya juga berusaha
untuk membanggakan orangtua atas prestasi saya. Berkat bantuan doa orangtua, saya
berhasil menjadi finalis olimpiade sains nasional bidang ekonomi tingkat SMA
kala itu. Proses pembelajaran dari keluarga memberikan saya bekal terbaik untuk
menghadapi lingkungan yang lebih luas.
Saya menyadari
bahwa saya telah beranjak dewasa dan lingkungan yang saya masuki semakin
bertambah luas. Apalagi di lingkungan Universitas Indonesia yang saya naungi
saat ini. Banyak peran dan manfaat yang bisa saya lakukan untuk orang lain. Sebagai
seorang mahasiswa, saya ingin bertumbuh dan berkembang di lingkungan kampus
dengan tujuan untuk membentuk kepribadian terbaik dan kebermanfaatan bagi Indonesia
di masa depan. Oleh karena itu, saya ingin berkontribusi bagi negara saya
sendiri. Kontribusi tidak harus berdampak langsung saat ini. Tetapi, hasilnya
nanti dapat dituai kemudian. Kontribusi saya untuk Indonesia telah saya mulai
sejak SMP. Dengan mengikuti berbagai perlombaan, saya berharap dapat
menumbuhkan semangat persaingan sehat agar saya memiliki nilai-nilai
integritas, kejujuran, dan percaya dengan kemampuan sendiri. Sebagai aktualisasi
dari tri darma perguruan tinggi, saya juga melakukan kegiatan pengabdian
masyarakat yang diselenggarakan oleh kepanitiaan dari paguyuban saya sendiri
yang berlokasi tidak jauh dari rumah. Fokus yang ingin dihadapi adalah seputar
kesehatan dan pendidikan. Dari kegiatan sosial ini, saya berinteraksi dengan
banyak orang dan banyak mendapat pengalaman. Ketika menyampaikan sosialisasi kesehatan
kepada anak-anak SD dan membangun MCK untuk kebutuhan warga sekitar dapat membuka
mata saya bahwa masih banyak permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh negara
ini. Pengalaman tersebut dapat merangsang kepekaan saya terhadap kepedulian sesama.
Untuk saat ini,
bentuk kontribusi saya terhadap Indonesia adalah dengan menyibukkan diri mengikuti
kegiatan-kegiatan positif dan mempersiapkan diri saya kelak untuk menjadi
pemimpin di masa depan. Selain belajar dengan sungguh-sungguh, saya mengikuti berbagai
kepanitiaan dan organisasi baik di kampus maupun di luar kampus. Untuk organisasi,
saat ini saya diamanahkan sebagai kepala biro pengembangan sumber daya muslim
di lembaga dakwah fakultas. Saya juga saat ini mengikuti asrama tahfizh dan
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan dengan mengikuti berbagai
kajian keislaman. Saya bercita-cita untuk melanjutkan studi di luar negeri agar
ilmu yang saya dapatkan semakin kaya dan nantinya saya akan kembali lagi untuk
mengabdikan diri kepada negara saya sendiri.
Saya berharap,
jika seandainya saya diterima menjadi penerima Beasiswa Bazma Pertamina tahun
2019, saya dapat lebih maksimal lagi dalam berkegiatan sehari-hari dan berkontribusi
lebih terhadap Indonesia dengan pelatihan pengembangan diri yang diberikan. Saya
berharap Beasiswa Bazma Pertamina dapat mempersiapkan saya untuk menjadi
pemimpin terbaik di masa depan.
0 comment:
Posting Komentar